Saturday, May 3, 2014

Berteduh di Atas Payung Cinta

Halooo perkenalkan namaku Aurelia Aurita. Itu nama pemberian dari mama yang artinya ubur-ubur. Aku ngga pernah ngerti kenapa mama kasih nama begitu ke aku, mama cuma bilang kalo dia suka akan nama itu. Dan alhasil, namaku menyumbang bentuk fisik dari rambutku. Yup rambutku jadi keriting padahal mama dan ayah rambutnya lurus tapi yasudahlah, aku suka rambutku karena ini membuatku beda dan kata mama ini membuat ku terlihat manis hehe.

Sekarang umurku 17 tahun, yang artinya ini tahun terakhir ku di SMA. Kata orang SMA itu penuh dengan kisah percintaan tapi mirisnya itu tidak terjadi sama aku. Pas kelas X, aku suka senior satu ekskulku yang bernama Reno. Kak Reno itu pinter, tinggi, genteng, jago main musik dan jago olahraga, pokoknya dia paket lengkap dan lengkap juga dengan beberapa kelompok fansnya dari mulai golongan perempuan kutu buku sampe perempuan perempuan gaul yang suka jadi pusat perhatian.

Terus aku masuk kelompok yang mana?

Aku berada dibarisan kelompok yang suka secara diam-diam. Aku ngga pernah gabung untuk ngegosipin tentang kak Reno diberbagai forum yang dibuat para perempuan. Aku lebih suka memperhatikannya dari kejauhan, memandanginya sibuk dengan aktivitas yang lagi dia kerjakan Rasa suka ku untuknya sederhana, kesedrhanaan ini membuat ku mudah merasa senang dan juga mudah sedih. Senyuman tipis darinya saat berpapasan sudah membuatku sangat senang dan jatungku berdetak jauh lebih cepat tetapi semudah itu aku merasa sedih ketika senyuman itu terbagi dengan yang lain.

Yup itu salah satu kesedihan dari suka diam-diam, karena sesungguhnya kak Reno ngga pernah tau aku suka dia. Setahun berlalu, rasa sukaku masih sama dan cara aku menyukainya juga tetap sama. Tetapi rasa sukaku terhenti karena sebuah rasa sakit akan kenyataan. Saat ini kak Reno kelas XII dan baru saja dia jadian. Dia jadian dengan teman seangkatanku yang juga teman sekelasku dan mirisnya dia teman sebangku ku dan akulah saksi hidup saat kak Reno nenyatakan cintanya ke Marina dan Marina langsung menerimanya.

Sedihnya bukan main, tapi Marina tidak pernah tahu tentang perasaanku ke kak Reno karena akupun tak pernah bilang dan tingkahku juga tidak terkategorikan sebagai tinngah para fans kak Reno. Untung ditembaknya pas Jumat, jadi aku punya waktu Sabtu dan Minggu buat menyembuhkan perasaanku. Dan ternyata waktu itu tidak cukup, masih ada aja rasa sedih yang muncul apalagi kak Reno jadi sering ke kelas buat nyamperin Marina. Aku jadi ingat perkataan yang bunyinya gini "Suka selama 5 bulan, patah hati 5 menit dan galau 5 tahun" hahaha, jangan sampe aku kayak gitu.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dan waktupun berjalan begitu cepat, rasa sedihku mulai hilang tertutup dengan segala kesibukan yang aku ambil. Saking sibuknya, hari ini aku harus pulang malam tetapi untung mama ngejemput cuma aku harus nunggu di halte depan sekolah. Tepat abis maghrib aku pulang dan menunggu di halte, tapi mama kejebak macet jadi aku harus menunggu dulu deh. 10 meniiitt.........20 meniiiit dan mama pun tak kunjung datang, dari haltenya rame sampe cuma tinggal aku sendirian, mama juga belum dateng, mana hape aku mati. 

Dan tiba tiba turun hujan yang deres, makin serem aja nih halte. Aku mencoba mencari payung dan ternyata aku lupa membawanya, huft. Dari kejauhan tiba tiba ada yang berlari menuju halte, aku sudah berdiri dan berharap itu mama tai ternyata bukan. Dia anak laki-laki dan kayaknya satu sekolah denganku soalnya seragamnya sama. Terus pas dia masuk nih, dia langung menurunkan payungnya, mengibaskan rambut, dan membenarkan jaketnya yang kena air hujan tapi aku kena cipratan dari dia. Sontak aku kaget dan bilang, aduh nyiprat tau terus dia juga kaget karena dia kira dia sendirian disini tapi untungnya dia langsung minta maaf.

Sudah 40 menit aku nunggu mama, dengan 15 menit dalam keadaan diam dengan orang yang ngga aku kenal. Dan laki-laki itu ngeluarin hape, pengen banget minjem buat telfon mama soalnya hujannya deres banget, mama mana tau kalo aku ada di halte. Ehem ehem, dengan nada anggun, aku mulai buat ngobrol dan ngajak kenalan yang intinya bas basi buat minjem hape untuk nelfon mama. Dan yes berhasil, aku dapet pinjeman hape buat telfon mama dan ternyata mama udah di sebrang halte dan masalah berikutnya adalah di mobil ngga ada payung dan aku ngga bawa payung tapi laki laki yang bernama Putera ini bawa payung. Otakku terus berputar, gimana caranya aku bisa pinjem payung dia yaaa. sampai akhirnya dia sendiri yang nanya ke aku, "Lo udah selesai nelfonnya? Ibu lo udah sampe belum?". Dan aku jawabnya agak terbata bata" Oh oh udah sampe kok, tapiiii..... mama ada disebrang daaaaan.....". Aku belum sempat menyelesaikan perkataanku, Putera langsung menawarkan diri buat nganterin dengan payungnya dan kita berdua menyebrang membelah hujan.

Dan saat itu, pertama kalinya aku merasakan ada aliran yang menggelitik ke dalam jantungku. Apakah aku jatuh cinta?


Bersambung.............